Sunday, October 9, 2011

Cinta Tiada Akhirnya [iii]...

Andainya dapat ku ulang semula
Suatu zaman yang bernama remaja
Akan terpelihara segala milikku
Hanya buatmu....

Lautan mana yang tidak bergelombang
Bumi yang mana tidak ditimpa hujan
Aku sepertimu
Ada waktu diburu
Oleh dosa-dosa masa nan lalu...

Diriku mawar pudar warna
Tiada lagi yang istimewa
Dapat dipersembahkan
Menjadi satu lambang
Sucinya percintaan....

Usah lagi kita persoalkan
Keterlanjuran di masa yang silam
Ku sedia terima dirimu seadanya
Kita insan biasa....


Berulang kali bait-bait lagu itu mengganggu di ruang legar kotak fikiran Zahar. Entah mengapa, pagi ini jiwa dan perasaan Zahar begitu terganggu. Zahar resah bila kenangan tika bersama Ana menerjah kembali kotak ingatannya. Kenangan waktu dia menyulam kasih dan menyimpul rindu bersama Ana kekasih hatinya. Zahar mengusap rambut ikalnya dan meraup wajahnya. Seribu perasaan bertandang mengganggu jiwa. Hati Zahar terusik apabila mengingat kembali segala kenangan saat-saat bahagianya bersama Ana kekasih hatinya.Bait-bait lagu itu begitu menggetarkan perasaan Zahar pagi ini. Aaahghh..! Mana mungkin dapat ku ulang semula saat itu...Segala-galanya sudah berlalu.

Simpulan kasih antara Zahar dan Ana terlerai sudah. Dia yang minta semua itu terjadi walau hakikatnya tanpa kerelaan Zahar. Terbayang di matanya tatkala Ana berlagu sendu di bahu Zahar apabila Zahar membisikkan ungkapan perpisahan. Mana bisa untuknya mengusir kenangan yang membawa seribu kelukaan kepada dua hati yang gagal disatukan. Ana, maafkan Zahar. Bukan itu sebenarnya kemahuanku. Aku sebenarnya di dalam persimpangan ketika itu. Lantaran mengambil keputusan terburu-buru. Aku benar-benar mencintaimu. Maafkan aku Ana. Hati Zahar merintih pedih bagai ditusuk sembilu bila memikirkan semula saat perpisahannya dengan Ana. Terbayang di matanya kesayuan di wajah Ana....insan yang begitu dicintai.

Ana, maafkan aku...rintih Zahar. Seribu kekesalan menyelubungi hati kecilnya. Ana, sesungguhnya sampai saat ini aku tidak pernah melupakanmu. Kau tetap mekar di hati ini. Kasih dan sayangmu tetap mewarnai kehidupanku untuk selamanya. Maafkan aku Ana.......dan lagu itu semakin kuat berkumandang di kotak fikiran Zahar. Sesungguhnya cinta Zahar untuk Ana tiada akhirnya......tetap mekar mewangi bak haruman mawar merah yang sentiasa subur di jambangan hatinya.....

Tiada lagi....yang istimewa...dapatku persembahkan....menjadi satu lambang sucinya percintaan....
Andainya dapat...ku ulang semula......

10 Oktober 2011...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...